Semalam di Atas Angin

Ajakan spontan saya ternyata mendapat respon yang positif dari teman-teman anggota Ceker Petualang, walaupun awalnya hanya yang pasti berangkat hanya dua orang tapi ternyata ketika hari H nya yang berangkat jadi 7 orang.

Dari rencana awal berangkat dari kota Banjarmasin pukul 3 akhirnya karena berbagai alasan maka pukul 5 baru berangkat dari Banjarmasin, ternyata di Banjarbaru kita mampir lagi di rumah teman hanya untuk melihat acara pertualangan di salah satu stasiun televisi karena salah satu teman kita inilah yang menemani mereka ke beberapa tempat wisata di Kalsel, walaupun Cuma kelihatan bajunya saja di TV..hehe

Jalan sudah mulai gelap ketika kita melanjutkan perjalanan, karena lupa membawa senter kita beli korek api yang ada senternya, walau kecil lumayan untuk membantu penerangan nantinya. Menyusuri jalan yang gelap penuh tikungan akhirnya kita sampai juga di Tahura Sultan Adam Mandiangin, setelah membayar tiket masuk kita langsung menuju ke atas menyusuri jalan yang rusak dan Mio Soul saya dengan santai mengikuti teman-teman yang harus pindah-pindah gigi motornya..:-)

Sesampainya di Kolam Belanda kita ngisi perut dulu sebelum melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju tempat untuk berkemah, yang menurut teman saya bagai di gunung Semeru dengan Ranu Kumbolonya ada danau dia atas ketunggian. Handphone saya yang ada senternya cukup membantu selama diperjalanan, entah kami berdua yang terlalu cepat berjalan atau teman-teman yang lain terlalu lambat sehingga kita harus sering berhenti untuk menunggu teman yang lain. Setelah kurang dari satu jam trekking kita memutuskan untuk ngecamp disini, karena lokasinya cukup luas untuk melihat sunrise serta pegunungan meratus.

Setelah memasang tenda kita segera memasak air untuk membuat kopi yang kita beli dari warung di kolam tadi,maklum kurang persiapan..hee. Sambil menikmati kopi kita berbincang-bincang dari topik ini sampai topik itu, tak lupa pula narsis-narsisan dengan camera, tripod yang saya bawa menjadi fotografer kita malam itu.
Menikmati malam yang penuh bintang sambil menikmati berbagai cemilan merupakan suatu kenikmatan yang tidak bisa kita lakukan di tengah kota di tambah lagi dengan musik alam dari suara binatang malam di pegunungan. Di kejauhan terlihat kerlap-kerlip lampu dari kota Banjarbaru bahkan beberapa teman saya yang sedang berbaring sempat melihat bintang jatuh, sungguh nikmat tuhan yang patut kita syukuri.

Malam kian larut, beberapa teman ada yang sudah tidur, bahkan saking nikmatnya ada juga dibarengi dengan suara dengkuranya, saya pun segera mngeluarkan sarung serta kantong serba guna yang telah menemani saya dari ngetrip ke Lembah Kahung, Pulau Sempu dan Jogjakarta untuk penghangat tubuh saya.

Tapi saya tidak bisa tertidur karena dengungan nyamuk di telinga selalu mengganggu saya dan juga hembusan angin yang cukup kencang membuat suara dedaunan seperti terkena hujan. Memang berbagai suara yang telinga saya tangkap pada malam itu, dari suara orang mengaji yang membuat teman saya juga terbangun yang ternyata setelah diselidiki berasal dari handphone teman yang dalam tenda, tak lama kita juga mendengar sayup-sayup seperti suara House musik, kita berpikirnya mungkin ada orang lain juga yang sedang kemping tak jauh dari kita. Tak hanya itu, saya juga mendengar suara anjing mengonggong, namun karena sudah sering melihat anjing di sekitar Mandiangin membuat saya tak menghiraukan suara itu.

Pagi harinya kita sudah siap untuk menanti sunrise, walaupun agak berawan namun tak mengurangi keindahan di sana, kami serasa berada di atas awan karena melihat kabut yang menyelimuti daerah sekitar ditambah dengan sinar kemerahan sinar matahari yang mulai menampakan sinarnya, bahkan ada juga ROL di antara awan-awannya yang menambah keindahan pagi itu.

Tak perlu jauh-jauh ke tanah jawa untuk menikmati sunrise yang wonderful, di daerah kalimantan selatan ada, bahkan tidak begitu jauh dari pusat kota, apalagi saya dengar kedepannya jalan-jalan di Tahura Mandiangu akan segera diperbaiki sehingga tidak perlu jalan kaki lagi untuk mencapai puncak.
Matahari semakin meninggi, setelah puas foto-foto + narsis-narsisan kita segera berkemas dan membersihkan sekitar kemah dan mengumpulkan sampah-sampah kita, tak lupa pula sampahnya kita bawa pulang.

Sebelum pulang kita mandi-mandi di kolam belanda dan air terjun, menikmati air dari alam pegunungan setelah trekking sungguh sangan menyegerkan. Ya, selain menikimati sunrise di sini kita juga menikmati air terjun yang cukup tinggi seperti yang sudah saya ceritakan di artikel sebelumnya tentang mandiangin.

0 komentar