[REVIEW + FOTO] Bamboo Rafting Festival 2013

Well, berikut review + foto-foto kegiatan selama "Bamboo Rafting Festival 27-29 Des 2013", yah walopun agak telat dikit..heuheu..
  
Day I:
Saya dan tim berangkat dari Banjarmasin sekitar pukul 09.00 Wita menggunakan taksi “Colt”, perjalanan dari Banjarmasin menuju kota Kandangan ditempuh ± sekitar 3 jam, sesampainya di Kandangan, waktu untuk berkumpul di meeting point masih lumayan panjang, jadi kami manfaatkan untuk makan siang di simpang 4 Antasari (pusat Kota Kandangan),  menu makan siang waktu itu terbilang spesial, karena kami menemukan salah satu kuliner khas Kalimantan Selatan, yaitu Garih Batanak yang agak jarang ditemukan di Banjarmasin.

Garih Batanak, pict by: @fiz_hafizz
 
Selesai makan siang, kami menuju meeting point yang sudah ditentukan oleh panitia, yaitu di Lapangan Lambung Mangkurat atau biasa disebut Lapangan MTQ, selanjutnya kami daftar ulang ke pihak panitia, oleh panitia kami diberi kartu tanda peserta, kupon makan, dan kaos peserta. Saat daftar ulang saya berjumpa langsung dengan pak Hasan yang bertugas menerima pendaftaran peserta, saat itu juga saya berjumpa dengan pak Yono dari Disbudparpora Kab. Hulu Sungai Selatan, dari beliau inilah informasi mengenai Bamboo Rafting Festival saya dapatkan ketika menelepon kantor Disbudparpora Kab. HSS beberapa waktu lalu.

Di sini saya juga berjumpa Maria ( @MiaMariaU ) yang juga menjadi kontributor blog ini, serta timnya yang berjumlah 4 orang.



Pukul 16.30 Wita seluruh peserta diberangkatkan menuju Desa Loksado dengan menggunakan 3 unit truk, perjalanan dari pusat kota Kandangan ke Desa Loksado ditempuh sekitar 1 jam perjalanan, pertama kali naik truk dan melintasi jalan yang berkelok serta naik turun sesuai kontur wilayah pegunungan menjadi sensasi tersendiri :D

Truk yang siap "ngangkut" peserta.

Sesampainya di terminal wisata Desa Loksado, semua peserta turun dan kemudian jalan kaki menyeberang jembatan menuju SDN Loksado, tempat peristirahatan kami di hari pertama, di sana panitia sudah menyediakan selasar kelas yang dilapisi dengan karpet. Saat beberes di SDN Loksado kami berkenalan dengan peserta lain, yaitu Erwin dari Berau dan Firman dari Bandung yang saat itu juga berlibur dari rutinitas pendidikan mereka di Politeknik Negeri Banjarmasin.

Baru nyampe SDN Loksado
 
Tidak menunggu lama setelah sampai di SDN Loksado, kami bersembilan langsung menuju sungai untuk.. BYUUURRRR… MANDI… Lelah dan panas sepanjang perjalanan terbayarkan dengan deras dan dinginnya air sungai Amandit.

Mandi di sungai Amandit
 
Hari sudah hampir petang dan hujan mulai turun membasahi bumi Antaludin yang berulang tahun pada tanggal 2 Desember tersebut. Kami kembali ke SDN Loksado untuk beristirahat dan makan malam.

Sekitar pukul 20.00 Wita, kami kembali menyeberangi jembatan berjalan kaki menuju terminal wisata Loksado untuk sekedar ngopi-ngopi sambil menikmati pertunjukkan Japin Tarik yang menghibur peserta dan warga sekitar. Hujan yang kembali mengguyur Loksado membuat kami betah ngobrol ngalor ngidul di warung dekat terminal Loksado, apalagi di sana kami berkenalan dengan seorang Joki bernama Bang Udi dan siapa sangka, Bang Udi ini ternyata adik dari Bang Saba yang juga merupakan seorang Joki yang sudah kami kenal sebelumnya. Obrolan pun terus berlanjut hingga menghabiskan beberapa cangkir kopi, teh, dan mie rebus :D

Sekitar jam 24.00 Wita, suasana masih gerimis, kami kembali ke SDN Loksado untuk beristirahat, mempersiapkan perjalanan besok hari.

Day II:

Pagi-pagi sekali semua peserta sudah bangun dan mulai berkemas untuk memulai perjalanan Bamboo Rafting, setelah sarapan, kami mulai menaiki lanting bersama joki masing-masing. Festival ini resmi berlangsung dan dilepas oleh Bupati dan unsur Muspida yang hadir hari itu. Sekitar pukul 07.30 Wita kami memulai perjalanan mengarungi sungai Amandit dengan menggunakan lanting yang dipimpin oleh seorang Joki, yaitu Bang Saba. Maria dan tim dipimpin oleh Bang Udi, joki yang kami jumpai di malam sebelumnya.

and, the journey's begin...
 
Sumpeknya rutinitas dan kemacetan lalu lintas yang biasa dirasakan, semuanya terlupakan oleh keseruan demi keseruan yang kami alami selama mengarungi sungai Amandit.

Bang Saba, Joki tim kami.

Bang Udi, Jokinya tim Maria, dkk
Derasnya jeram yang dilalui, air sungai yang masih bersih, hutan yang masih hijau dan pemandangan pegunungan yang dilalui sepanjang perjalanan benar-benar membuat kita seakan berada di hutan rimba, jauh dari asap, ruko dan kemacetan.



Saking ademnya suasana sungai Amandit, kamipun berkali-kali tertidur di Lanting, yaa, tidur di atas Lanting yang terus berjalan di sepanjang sungai, tapi jangan salah, anda yang tidak tahan dengan sengatan matahari harus menyediakan sunblock lebih dulu, serta jangan lupa gunakan baju lengan panjang dan penutup kepala. Dan yang terpenting, bawalah makanan untuk mengisi perut anda selama perjalanan, karena 9 jam perjalanan itu bukan waktu yang sebentar lhooo.. apalagi didukung ademnya sungai, membuat kita sering lapar, tapi yang perlu diingat, sampahnya jangan dibuang ke sungai yaa :) 

Firman ( @sky_vman ) tidur di Lanting

Di hari pertama ini, kami juga melewati satu bendungan, di satu sisi bendungan telah dibuatkan jalur untuk perlintasan Lanting berbentuk perosotan. Jadi, demi keamanan, peserta diwajibkan berpegang pada tali yang disediakan Joki. Melintasi bendungan ini, peserta dapat dipastikan bakal basah semua, oleh karena itu, sebelum melintasinya kami semua mengamankan Carrier dan Gadget yang dibawa supaya tidak basah dan rusak.

Sekitar 2 jam setelah melintasi bendungan dan total 9 jam perjalanan, barulah kami sampai di Desa Pagar Haur, yang merupakan akhir dari etape pertama, di desa ini peserta tidur di rumah warga yang sebelumnya sudah disediakan oleh panitia.

Day III:

Sebelum memulai perjalanan kembali di hari terakhir ini, pagi-pagi sekali kami sempatkan nongkrong di warung sekedar ngeteh, ngopi dan menikmati kue-kue tradisional.

Pukul 09.30 Wita semua peserta mulai melanjutkan perjalanan, bedanya kali ini para peserta juga mengikuti Lomba Lanting Hias, jadi kali ini terlihat sangat meriah, Lanting-Lanting Hias dengan atribut masing-masing dari alat musik khas Kalsel hingga kostum wayang. Yang membuat semakin menarik, di hari terakhir ini juga ada satu pasangan pengantin yang diarak menggunakan Lanting.

Lanting berhias "Langgatan"
Peserta dengan kostum Dayak
Alat musik lengkap dengan kostum Wayang Gong
Arakan Pengantin
Kedua Mempelai
Sempat terjadi insiden kecil ketika sang mempelai wanita ingin buang air kecil, ketika dia berjalan, tiba-tiba oleng dan byuuurrrr, dia tercebur ke sungai, untungnya tim SAR sigap menolongnya.

Perjalanan pun dilanjutkan hingga finish di Kota Kandangan sekitar pukul 13.30 Wita, peserta kembal berkumpul di meeting point awal, makan siang bersama, dan menyaksikan prosesi akad nikah kedua mempelai yang setelah itu akan diarak kembali keliling kota Kandangan bersama brother-brother scooterist.

Animo masyarakat menyaksikan Lanting Hias

Iringan peserta Lanting Hias
Tradisi Bausung (Menggendong kedua mempelai)

Supaya tidak terlalu malam tiba di Banjarmasin, sebelum acara pengumuman pemenang lomba Lanting Hias selesai, kami memutuskan untuk segera pulang.

Kamipun pamitan dengan beberapa panitia, peserta lainnya dan tentunya duo Joki kakak beradik, Bang Saba dan Bang Udi.

Tentunya perjalanan kali ini ditutup dengan foto bareng.

Foto Bareng dengan duo Joki kakak-beradik
Kembali ke Banjarmasin


Collase dari @MiaMariaU
Silakan diintip video "Bamboo Rafting Festival 2013" di sini

Selesai. 

*note: foto-foto bersumber dari @visitkalsel, @MiaMariaU, @fiz_hafizz, dan @sky_vman
follow our twitter and instagram : @visitkalsel



0 komentar