PANTAI BATAKAN

Akhirnya setelah sekian kali tertunda salah satu program kerja kita di KSR PMI IAIN Antasari Banjarmasin ini akhirnya terlaksana juga, dan tujuan minggu ceria kita tahun ini kembali ke PANTAI BATAKAN. Namun ada yang beda tahun ini karena kita tidak berkemah seperti tahun-tahun sebelumnya, karena ada kejadian yang membuat “trauma” teman-teman.
Pantai Batakan yang merupakan bagian dari kabupaten Tanah Laut, Kalimantan selatan ini merupakan salah satu dari beberapa pantai yang dimiliki kabupaten tersebut diantaranya pantai Jorong, pantai Tangkisung, Pantai Swarangan dal lain-lain. Dan pantai batakan ini merupakan yang terdekat dari ibu kota kabupaten tersebut. Perjalanan dari kota Banjarmasin menuju pantai tersebut memerlukann waktu sekitar kurang lebih 3 jam menggunakan bus, karena waktu itu kita menggunakan bus IAIN Antasari.
Sesampainnya di pantai kita terlebih dahulu membayar tiket masuk sebesar Rp. 20.000 barulah kita bisa masuk ke lingkungan pantai tersebut. Angin laut langsung menyambut kita ketika kaluar dari bus, lalu kita mencari posisi yang tepat untuk dapat bersantai. Karena di sana tidak ada acara maka kita bebas untuk berkeliling ke mana saja, tapi sebagian teman yang pada mulanya semangat jadi loyo karena ada yang habis muntah-muntah akibat mabuk perjalanan.
Pantai yang terkenal dengan pohon pinusnya tersebut memang cocok untuk bersantai karena tempatnya yang rindang sehingga tidak panas, bagi anda yang ingin naik kuda di pantai ini banyak anak-anak yang menyewakan kuda kepada para wisatawan dengan harga yang bervariasi tergantung kebisaan kita menawar. Di tengah laut ada satu pula yang juga menjadi tujuan di tempat wisata ini yaitu Pulau Datu, di pulau ini ada makam seurang Ulama penyebar agama di daerah ini yang dihormati sehingga banyak orang yang berjiarah ke pulau ini, selain itu juga pemandangannya yang indah dikelilingi oleh batu-batu besar sehingga banyak juga orang yang datang ke pulau ini untuk memancing. Namun sayangnya waktu itu kita tidak bisa mengunjungi pulau tersebut karena air sedang surut sehingga kapat tidak bisa merapat ke pantai.
Yang sangat disayangkan adalah keadaan pantai yang kelihatannya kurang dikelola dengan baik, sehingga sampah berserakan dimana-mana, bahkan juga kemaren ada anak yang mengemis datang kepada kami. Selain itu pantai nya yang berlumpur ketika surut sehingga kurang asik untuk mandi. Tapi walau begitu teman-teman ada saja yang mandi bahkan tiba-tiba datang menangkap saya untuk diajak mandi juga, namun tidak berhasil karena saya berontak, tapi hasilnya sama saja toh saya juga harus mandi air bersih karena badan dan baju saya kotor semua kena lumpur dan pasir dari teman-teman.
Bagi yang ingin menginap di pantai ini juga disediakan cottage yang disewakan dengan harga sekitar Rp. 100.000 per malamnya, namun bagi yang tidak ingin keluar uang bia juga untuk membangun kemah di pantainya. Bagi anda yang ingin membeli oleh-oleh di sini juga tersedia banyak, khususnya hasil laut seperti berbagai macam ikan kering, kerupuk ikan dan souvenir-souvenir cantik.

0 komentar