[REVIEW + FOTO] Bamboo Rafting Festival 2013
Day I:
Saya dan tim berangkat dari
Banjarmasin sekitar pukul 09.00 Wita menggunakan taksi “Colt”, perjalanan dari
Banjarmasin menuju kota Kandangan ditempuh ± sekitar 3 jam, sesampainya di
Kandangan, waktu untuk berkumpul di meeting point masih lumayan panjang, jadi
kami manfaatkan untuk makan siang di simpang 4 Antasari (pusat Kota
Kandangan), menu makan siang waktu itu
terbilang spesial, karena kami menemukan salah satu kuliner khas Kalimantan
Selatan, yaitu Garih Batanak yang agak jarang ditemukan di Banjarmasin.
Garih Batanak, pict by: @fiz_hafizz |
Selesai makan siang, kami menuju
meeting point yang sudah ditentukan oleh panitia, yaitu di Lapangan Lambung
Mangkurat atau biasa disebut Lapangan MTQ, selanjutnya kami daftar ulang ke
pihak panitia, oleh panitia kami diberi kartu tanda peserta, kupon makan, dan
kaos peserta. Saat daftar ulang saya berjumpa langsung dengan pak Hasan yang
bertugas menerima pendaftaran peserta, saat itu juga saya berjumpa dengan pak
Yono dari Disbudparpora Kab. Hulu Sungai Selatan, dari beliau inilah informasi
mengenai Bamboo Rafting Festival saya dapatkan ketika menelepon kantor
Disbudparpora Kab. HSS beberapa waktu lalu.
Di sini saya juga berjumpa Maria ( @MiaMariaU )
yang juga menjadi kontributor blog ini, serta timnya yang berjumlah 4 orang.
Pukul 16.30 Wita seluruh peserta
diberangkatkan menuju Desa Loksado dengan menggunakan 3 unit truk, perjalanan
dari pusat kota Kandangan ke Desa Loksado ditempuh sekitar 1 jam perjalanan,
pertama kali naik truk dan melintasi jalan yang berkelok serta naik turun
sesuai kontur wilayah pegunungan menjadi sensasi tersendiri :D
Truk yang siap "ngangkut" peserta. |
Sesampainya di terminal wisata
Desa Loksado, semua peserta turun dan kemudian jalan kaki menyeberang jembatan
menuju SDN Loksado, tempat peristirahatan kami di hari pertama, di sana panitia
sudah menyediakan selasar kelas yang dilapisi dengan karpet. Saat beberes di
SDN Loksado kami berkenalan dengan peserta lain, yaitu Erwin dari Berau dan
Firman dari Bandung yang saat itu juga berlibur dari rutinitas pendidikan
mereka di Politeknik Negeri Banjarmasin.
Baru nyampe SDN Loksado |
Tidak menunggu lama setelah
sampai di SDN Loksado, kami bersembilan langsung menuju sungai untuk.. BYUUURRRR…
MANDI… Lelah dan panas sepanjang perjalanan terbayarkan dengan deras dan
dinginnya air sungai Amandit.
Mandi di sungai Amandit |
Hari sudah hampir petang dan
hujan mulai turun membasahi bumi Antaludin yang berulang tahun pada tanggal 2
Desember tersebut. Kami kembali ke SDN Loksado untuk beristirahat dan makan
malam.
Sekitar pukul 20.00 Wita, kami
kembali menyeberangi jembatan berjalan kaki menuju terminal wisata Loksado
untuk sekedar ngopi-ngopi sambil menikmati pertunjukkan Japin Tarik yang
menghibur peserta dan warga sekitar. Hujan yang kembali mengguyur Loksado
membuat kami betah ngobrol ngalor ngidul di warung dekat terminal Loksado,
apalagi di sana kami berkenalan dengan seorang Joki bernama Bang Udi dan siapa
sangka, Bang Udi ini ternyata adik dari Bang Saba yang juga merupakan seorang
Joki yang sudah kami kenal sebelumnya. Obrolan pun terus berlanjut hingga
menghabiskan beberapa cangkir kopi, teh, dan mie rebus :D
Sekitar jam 24.00 Wita, suasana
masih gerimis, kami kembali ke SDN Loksado untuk beristirahat, mempersiapkan
perjalanan besok hari.
Day II:
Pagi-pagi sekali semua peserta
sudah bangun dan mulai berkemas untuk memulai perjalanan Bamboo Rafting, setelah
sarapan, kami mulai menaiki lanting bersama joki masing-masing. Festival ini
resmi berlangsung dan dilepas oleh Bupati dan unsur Muspida yang hadir hari
itu. Sekitar pukul 07.30 Wita kami memulai perjalanan mengarungi sungai Amandit
dengan menggunakan lanting yang dipimpin oleh seorang Joki, yaitu Bang Saba.
Maria dan tim dipimpin oleh Bang Udi, joki yang kami jumpai di malam
sebelumnya.
and, the journey's begin...
Sumpeknya rutinitas dan kemacetan
lalu lintas yang biasa dirasakan, semuanya terlupakan oleh keseruan demi
keseruan yang kami alami selama mengarungi sungai Amandit.
Bang Saba, Joki tim kami. |
Bang Udi, Jokinya tim Maria, dkk |
Derasnya jeram yang dilalui, air
sungai yang masih bersih, hutan yang masih hijau dan pemandangan pegunungan
yang dilalui sepanjang perjalanan benar-benar membuat kita seakan berada di
hutan rimba, jauh dari asap, ruko dan kemacetan.
Saking ademnya suasana sungai
Amandit, kamipun berkali-kali tertidur di Lanting, yaa, tidur di atas Lanting
yang terus berjalan di sepanjang sungai, tapi jangan salah, anda yang tidak
tahan dengan sengatan matahari harus menyediakan sunblock lebih dulu, serta
jangan lupa gunakan baju lengan panjang dan penutup kepala. Dan yang
terpenting, bawalah makanan untuk mengisi perut anda selama perjalanan, karena
9 jam perjalanan itu bukan waktu yang sebentar lhooo.. apalagi didukung ademnya
sungai, membuat kita sering lapar, tapi yang perlu diingat, sampahnya jangan
dibuang ke sungai yaa :)
Firman ( @sky_vman ) tidur di Lanting |
Di hari pertama ini, kami juga
melewati satu bendungan, di satu sisi bendungan telah dibuatkan jalur untuk
perlintasan Lanting berbentuk perosotan. Jadi, demi keamanan, peserta
diwajibkan berpegang pada tali yang disediakan Joki. Melintasi bendungan ini,
peserta dapat dipastikan bakal basah semua, oleh karena itu, sebelum
melintasinya kami semua mengamankan Carrier dan Gadget yang dibawa supaya tidak
basah dan rusak.
Sekitar 2 jam setelah melintasi
bendungan dan total 9 jam perjalanan, barulah kami sampai di Desa Pagar Haur,
yang merupakan akhir dari etape pertama, di desa ini peserta tidur di rumah
warga yang sebelumnya sudah disediakan oleh panitia.
Day III:
Sebelum memulai perjalanan
kembali di hari terakhir ini, pagi-pagi sekali kami sempatkan nongkrong di
warung sekedar ngeteh, ngopi dan menikmati kue-kue tradisional.
Pukul 09.30 Wita semua peserta
mulai melanjutkan perjalanan, bedanya kali ini para peserta juga mengikuti
Lomba Lanting Hias, jadi kali ini terlihat sangat meriah, Lanting-Lanting Hias
dengan atribut masing-masing dari alat musik khas Kalsel hingga kostum wayang.
Yang membuat semakin menarik, di hari terakhir ini juga ada satu pasangan
pengantin yang diarak menggunakan Lanting.
Lanting berhias "Langgatan" |
Peserta dengan kostum Dayak |
Alat musik lengkap dengan kostum Wayang Gong |
Arakan Pengantin |
Kedua Mempelai |
Sempat terjadi insiden kecil
ketika sang mempelai wanita ingin buang air kecil, ketika dia berjalan,
tiba-tiba oleng dan byuuurrrr, dia tercebur ke sungai, untungnya tim SAR sigap
menolongnya.
Perjalanan pun dilanjutkan hingga
finish di Kota Kandangan sekitar pukul 13.30 Wita, peserta kembal berkumpul di
meeting point awal, makan siang bersama, dan menyaksikan prosesi akad nikah
kedua mempelai yang setelah itu akan diarak kembali keliling kota Kandangan bersama
brother-brother scooterist.
Animo masyarakat menyaksikan Lanting Hias |
Iringan peserta Lanting Hias |
Tradisi Bausung (Menggendong kedua mempelai) |
Supaya tidak terlalu malam tiba
di Banjarmasin,
sebelum acara pengumuman pemenang lomba Lanting Hias selesai, kami memutuskan
untuk segera pulang.
Kamipun pamitan dengan beberapa
panitia, peserta lainnya dan tentunya duo Joki kakak beradik, Bang Saba dan
Bang Udi.
Tentunya perjalanan kali ini
ditutup dengan foto bareng.
Foto Bareng dengan duo Joki kakak-beradik |
Kembali ke Banjarmasin |
Collase dari @MiaMariaU |
Silakan diintip video "Bamboo Rafting Festival 2013" di sini
Selesai.
*note: foto-foto bersumber dari @visitkalsel, @MiaMariaU, @fiz_hafizz, dan @sky_vman
follow our twitter and instagram : @visitkalsel
0 komentar
Post a Comment