Angsana Save Coral Trip

Keindahan bawah laut perairan Angsana di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, semakin dikenal luas. Sayang, potensi itu tidak dibarengi dengan kesadaran untuk menjaganya. Bahkan, kerusakan terumbu karang di sana diperkirakan mencapai 50 persen.
Briefing peserta angsana save coral trip
    Fenomena ini ternyata ikut membuat resah sejumlah traveler banua yang punya kepedulian terhadap lingkungan. Kepedulian itu kemudian diwujudkan dengan membuat trip khusus bertemakan penyelamatan terumbu karang Angsana atau Save Angsana Coral Trip.
    Di perairan Angsana yang menyimpan surga  berupa terumbu karang dan aneka jenis biota laut itu, biasanya kegiatan yang dilakukan wisatawan sebatas snorkeling atau menyelam. Kali ini, mereka berinisiatif melakukan penanaman atau transplantasi terumbu karang pada pekan lalu.
    "Yang menarik mungkin ini adalah gerakan transplantasi yang dilakukan masyarakat umum, di luar instansi pemerintah atau atas nama unversitas maupun LSM lingkungan," ujar Adit, salah satu pegiat komunitas Banjarmasin Traveler kepada Radar Banjarmasin, Kamis (10/10).
    Setelah persiapan selama dua bulan, Ahad (6/10) tadi, sekitar 22 orang traveler yang berasal dari Banjarmasin, Banjarbaru, dan Martapura, bahkan ada juga dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah, berangkat menuju Angsana. Perjalanan dari Banjarmasin memakan waktu sekitar lima jam.
    “Selama dua bulan persiapan kita berkoordinasi dengan petugas penyuluh setempat dan minta bantuan menyediakan media transplantasi. Kalau alat snorkeling ada yang bawa sendiri, tapi di sana juga ada menyediakan,” terang Adit.
    Sebelum terjun ke laut, mereka terlebih dulu mendapat pembekalan singkat dari Penyuluh Perikanan Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP3KP) Tanbu, Eko Priyo. Mereka dikenalkan dengan terumbu karang, fungsinya terhadap lingkungan, serta apa pentingnya transplantasi.
    Setelah itu, mereka pun langsung praktik. Dari pantai, mereka menumpang kapal ke tengah laut, perjalanan sekitar 30 menit. Masing-masing peserta diberi bibit terumbu karang yang diambil langsung dari laut. Bibit itu lalu dipasang di media transplantasi berbentuk bulat padat dari bahan semen.  Di tiap bibit terumbu karang yang akan ditanam juga diberi nama tiap-tiap peserta.
Proses tranplantasi karang         
    
Media tranplantasi karang

     Penanaman sendiri dilakukan di gugus Batu Anjir. Titik ini dipilih karena posisinya paling dekat. Selain itu, bagi wisatawan, gugus Batu Anjir merupakan spot terbaik untuk snorkeling dengan kedalaman antara 10-15 meter dan kekayaan lebih seratus spesies karang dan ikan laut.
    Transplantasi terumbu karang sendiri ternyata cukup gampang. Media transplantasi yang sudah disiapkan tinggal diletakkan begitu saja di titik yang mengalami kerusakan.  “Mudah-mudahan kegiatan ini menginspirasi masyarakat banua untuk lebih peduli dengan kondisi kehidupan akuatik,” harap Hanani Fadillah, peserta Save Angsana Coral Trip lainnya.









    Staf di lingkungan rektorat Unlam itu merasa prihatin dengan kekayaan bawah laut Kalsel yang berharga banyak mengalami kerusakan akibat ulah manusia.  “Kekayaan daerah kita ini bukan cuma batubara lho, tapi juga kehidupan bawah lautnya yang sangat indah,” ucapnya bersemangat. (naz) (Radar Banjarmasin, 12 Oktober 2013)

1 komentar

Unknown said...

Nah demen nich kalo ada kegiatan transpalasi karang begini, selain berwisata kita juga turut melestarikan alam nya. Pikoke LoPe Lope deh